Minggu, 24 Februari 2013


Macam-Macam Drama

1.       Drama Turg: adalah ajaran tentang masalah hukum dan konfresi drama.
2.       Drama Tragedi: drama yang khusus menggambarkan kejatuhan atau keruntuhan tokoh utama; drama yag melukiskan pertikaian antara tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa yang berakhir dengan malapetaka atau kepedihan. Contohnya: Hamlet oleh W. Shakespeare, Romeo dan Yuliet oleh W. Shakespeare, D­ag-Dig-Dug oleh putu Wijaya, dll.
3.       Drama Tragedi Komedi: drama yang menggambarkan kesedihan dan kegembiraan. Misalnya, Api oleh Usmar Ismail.
4.       Drama Absurd: adalah drama yag sengaja mengabaikan atau melanggar konvensi alur, penokohan tematik.
5.       Drama Borjuis: adalah drama yang bertema tentang kehidupan kaum bangsawan (muncul abad ke-18).
6.       Drama Domestik: Drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa.
7.       Drama Heroik: drama yang merupakan peniruan bentuk tragedi dan selalu bertemakan cinta dan nama baik.
8.       Drama Liris: drama yang berbentuk puisi.
9.       Drama Liturgis: drama yang pementasannya digabungkan dengan upacara kebaktian gereja (dalam abad pertengahan).
10.   Drama Mini Kata: drama yang dialognya pendek-pendek. Contohnya: Bip Bip Bop oleh WS Rendra, NO oleh Putu Wijaya, Lho oleh Putu Wijaya, Entah oleh Putu Wijaya.
11.   Drama Misteri: drama keagamaan yang berisi cerita-cerita dari Alkitab.
12.   Drama Moralis: drama keagamaan yang bersifat alegoris (bersifat kiasan, perlambangan, ibarat) bersifat konflik antara kebajikan dan kejahatan.
13.   Drama Rakyat: drama yang timbul yang sesuai dengan festival rakyat yang ada (terutama di pedesaan).
14.   Drama Realis: drama yang sesuai dengan konsep aliran realisme dalam teater.
15.   Drama Ria: Drama ringan yang bersifat menghibur walaupun selorohan didalamnya dapat bersifat menyindir dan berakhir dengan kebahagiaan; komedi. Contohnya: Liburan Seniman oleh Usmar Ismail.
16.   Drama Rumah Tangga: drama yang menggambarkan kehidupan suatu rumah tangga yang realistis.
17.   Drama Satire: drama yang berisi sindiran, umumnya bersifat komedi.
18.   Drama Satu Babak: lakon yang terdiri atas satu babak, berpusat pada satu tema dengan sejumlah kecil pameran, gaya, latar, serta pengaluran yang ringkas.
19.   Drama Ringkas: drama yang ditulis berdasarkan bahan sejarah, berupa peristiwa yang disusun secara longgar dan mengikuti urutan waktu.
20.   Drama Tari: drama yang dilakonkan dengan tari-tarian.
21.   Drama Tendens: drama yang berisi masalah social, seperti kepincangan yang terjadi di masyarakat.
22.   Opera: drama yang disajikan dengan nyanyian dan music. Nyanyian digunakan sebagai dialog. Opera lebih pendek disebut Operette. Contoh: Yulius Caesar oleh M. Jamin.
23.   Tableau: drama yang pelakunya tidak mengucapkan dialog. Drama jenis ini irip dengan pantomime.
24.   Dagelan: drama yang penuh dengan hal-hal kelucuan dan bersifat badutan.
25.   Sendratari: singkatan dari Seni Drama dan Tari.Sendratari berarti drama yang dilakonkan dengan gerak yang mengandung unsure-unsur tari, Dialog dilakukan dengan gerakan tari. Cerita biasanya diangkat dari Ramayana, Mahabharata.

PENULIS DRAMA DI INDONESIA     
Para penulis drama Indonesia antara lain, Asrul Sani (satu diantara “Tiga Menguak Takdir”). Selain Asrul Sani anggota Tiga Menguak, takdir adalah Chairil Anwar dan Rivai Apin. Asrul Sani hanya tapil sebagai sutradara panggung dan penyusun naskah terjemahan dari Jean Paul Sartre atau Lorea. Asrul Sani merupakan pelopor sastra angkatan 45. Penulis sastra lainnya adalah WS Rendra dengan karyanya Kereta Kencana “ Augene lonesco atau Oedipus dari Sophokles), Riantarno, Arifin C Noer, Iwan Simatupang, Utuy T Sontani, Motinggo Boesje, Sitor Situmorang, Wisran Hadi (Malin Kundang).


DASAR-DASAR APRESIASI DRAMA

Disusun oleh Agustinus Suyoto, S.Pd
Guru sastra Indonesia SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

BEBERAPA PENGERTIAN

1.       Kalau anda membuka kamus Webster’s New Word Dictionary (1989) anda akan menjumpai entri atau lena ‘drama’ (hlm. 413) dan theater or theatre (hlm. 1386). Drama diartikan sebagai “a literary composition that tell a story, usually of human conflict, by means of dialogue and action, to be performed by actors”. Atau disalin secara bebas “suatu karangan yang mengisahkan suatu cerita yang mengandung konflik yang disajikan dalam bentuk dialog dan laga, dan dipertunjukkan oleh para actor di atas pentas”, sedangkan kata theater diartikan sebagai’aplace where plays, operas, films, etc. are presented”, atau “suatu tempat dimana lakon-lakon, opera-opera, film-film, dsb, dipertunjukkan”.
2.       Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) drama memiliki beberapa pengertian. Pertama, drama diartikan sebagai komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (acting) atau dialog yang dipentaskan. Kedua, cerita atau kisah yang terutama meibatkan konflikatau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater. Ketiga, kejadian yang menyedihkan.
3.       Dalam sejarahnya (Barranger, 1994), kata drama dan teater memiliki arti yang berbeda. Drama berasal dari bahasa yunani  dran yang berarti “to do” atau “to act” (berbuat). Kata kata teater juga berasal daru theatron yang berarti “a place for seeing” (tempat untuk menonton), dengan demikian kata teater mengacu pada suatu tempat dimana actor-aktor mementaskan lakon. Dengan kata lain, secara lebih mudah, kata drama diartikan sebagai lakon yang dipertunjukkan para actor diatas pentas, sedangkan teater diartikan sebagai tempat lakon itu dipentaskan. Dengan demikian, seyogyanya kita bukan mengajak ‘bermain teater’ tetapi ‘bermain drama’, dan bukan ‘menonton teater’ tetapi ‘menonton drama di teater’.
4.       Pengertian lain, drama adalah kisah kehidupan manusia yang dikemukakan di pentas berdasarkan naskah, menggunakan percakapan, gerak laku, unsure-unsur pembantu (dektor, kostum, rias, lampu, music), serta disaksikan oleh penonton.
5.       Ada sejumlah istilah yang memiliki kedekatan dengan drama, yaitu
a.       Sandiwara. Istilah ini dicitakan oleh Mangkunegara VII, berasal dari kata bahasa jawa sandhi ang berarti rahasia, dan warah yang berarti pengajaran. Oleh Ki Hajar Dewantara, istilah sandiwara diartikan sebagai pengajaran yang dilakukan dengan perlambangan, secara tidak langsung.
b.      Lakon. Istilah ini memiliki beberapa kemingkinan arti, yaitu (1) cerita yang dimainkan dalam drama, wayang, atau film (2) karangan yang berupa cerita sandiwara, dan (3) perbuatan, kejadian, peristiwa.
c.       Tonil. Istilah ini berasal dari bahasa Belanda toneel, yang artinya pertunjukan. Istilah ini popular dalam masa penjajahan Belanda.
d.      Teater. Istilah ini berasal berasal dari kata Yunani theatron, yang arti sebenarnya adalah dengan takjub mamndang, melihat. Pengertian dari teater adalah (1) gedung pertunjukan, (2) suatu bentuk pengucapan seni yang penyampaiannya dilakukan dengan pertunjukan di depan umum.
e.      Pentas. Pengertian sebenarnya adalah lantai yang agak tinggi, Panggung, tempat pertunjukan, podium, mimbar, tribun.
f.        Sendratari. Kepanjangan akronim ini adalah seni drama dan tari, artinya pertunjukan tari-tarian yang dilakukan oleh sekelompok orang penari dan mengisahkan suatu cerita dengan tanpa menggunakan percakapan.
g.       Opera. Artinya drama music, drama yang menonjolkan nyanyian dan music.
h.      Operet. Opera kecil, singkat, dan pendek.
i.         Tablo. Yaitu drama yang menampilkan kisah dengan sikap dan posisi pemain, dibantu oleh pencerita. Pemain-pemain tablo tidak berdialog.


BENTUK-BENTUK DRAMA
1.       Berdasarkan bentuk sastra cakapnya, drama dibedakan menjadi dua
a.       Drama puisi, yaitu yang sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk puisi atau menggunakan unsur-unsur puisi.
b.      Drama prosa, yaitu drama yang cakapannya disusun dalam bentuk prosa.
2.       Berdasarkan sajian isinya
a.       Tragedy (drama duka), yaitu drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau muram. Yang terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang tidak menguntungkan. Keadaan tersebut mengantarkan tokoh pada keputusasaan dan kehancuran. Dapat juga berarti drama serius yang melukiskan tikaian diantara tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa, yang berakhir dengan malapetaka atau kesedihan.
b.      Komedi (drama ria), yaitu drama ringan yang bersifat menghibur, walaupun selorohan didalamnya dapat bersifat menyindir, dan yang berakhir dengan bahagia.
c.       Tragikomedi (drama dukaria), yaitu dram yang sebenarnya menggunakan alur dukacita tetapi berakhir dengan kebahagiaan.
3.       Berdasarkan kuantitas cakapannya
a.       Pantomim. Yaitu drama tanpa kata-kata
b.      Minikata. Yaitu drama yang menggunakan sedikit sekali kata-kata
c.       Doalogmonolog. Yaitu drama yang banyak menggunakan kata-kata
4.       Berdasarkan besarnya pengaruh unsur seni lainnya
a.       Opera/operet, yaitu drama yang menonjolkan seni suara atau music.
b.      Sendratari, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi.
c.       Tablo, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi.
5.       Bentuk-bentuk lain
a.       Drama absurb, yaitu drama yang sengaja mengabaikan dan melanggar konvensi alur, penokohan, alur.
b.      Drama baca,  naskah drama yang hanya cocok untuk dibaca, bukan dipentaskan.
c.       Drama borjuis, drama yang bertema tentang kehidupan kaum bangsawan (muncu abad ke-18).
d.      Drama domestik, drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa.
e.      Drama duka,yaitu drama yang khusu menggambarkan kejatuhan atau keruntuhan tokoh utama.
f.        Drama liturgis, yaitu drama yang pementasannya digabungkan dengan upacara kebaktian gereja (di abad pertengahan).
g.       Drama satu babak, yaitu lakon yang terdir dari satu babak, berpusat pada satu tema dengan sejumlah kecil pemeran gaya, latar, serta pengaluran yang ringkas.
h.      Drama rakyat, yaitu drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festival rakyat yang ada (terutama di pedesaan).


PERBEDAAN DRAMA DAN TEKS SASTRA LAINNYA
1.       Apa yang membedaka teks drama dengan teks cerita rekaan ? Anda tentu saja masih ingat bahwa dalam novel belenggu karya Armijn Pane, pengarangnya menceitakan kisahnya dengan melibatkan tokoh-tokoh Tono, Tini, Yah lewat kombinasi antara dialog dan narasi. Sementara itu, dalam teks drama yang lebih mendominasi adalah dialog. Narasi hanya terbatas berupa petunjuk pementasan yang disebut sebagai teks sampingan. Lewat pertunjukan pementasan (yang kebanyakan dicetak miring) itulah pengarang naskah drama member arahan penafsiran agar tidak terlalu melenceng dari apa yang sebenarnya dikehendaki.
2.       Cirri khas apa yang terdapat dalam drama? Ada gerak seperti mengacungkan tangan, membentak, dan ketakutan. Dengan demikian, penulis lakon membeberkan kisahnya tak cukup jika hanya dibaca. Dibutuhkan gerak. Itulah yang disebut action. Pementasan di panggung. Penulis lakon membayangkan action para aktornya dalam bentuk dialog. Dan dialoglah bagian paling penting dalam drama. Lewat dialoglah kita bisa melacak emosi, pemikiran, karakterisasi, yang kesemuanya itu terhidang dipanggung lewat action alias gerak. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan apabila seorang pakar drama kenamaan Moulton menyebut drama sebagai  ‘life presented in action’, alias drama adalah hidup yang ditampilkan dalam gerak. Dengan demikian, secara lebih ringkas drama adalah salah satu bagian dari genre sastra yang menggambarkan kehidupan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan dan dialog, yang dirancang untuk pementasan di panggung (Sudjiman. 1990).


UNSUR-UNSUR DRAMA

1.       Dalam drama tradisional (khususnya Aristoteles), lakon haruslah bergerak maju dari suatu beginning (permulaan), melalui midlle (petengahan), dan menuju pada ending (akhir). Dalam teks drama disebut sebagai eksposisis, komplikasi, dan resolusi.

Eksposisi adalah bagian awal yang memberikan informasi kepada penonton yang diperlukan tentang peristiwa sebelumnya atau memperkenalkan siapa saja tokoh-tokohnya yang akan dikembangkan dalambagian utama dari lakon, dan memberikan suatu indikasi mengeai resolusi.

Komplikasi, berisi tentang konflik-konflik dan pengembangannya. Gangguan-gangguan, halangan-halangan dalam mencapai tujuan, atau kekeliruan yang dialami tokoh utamanya. Alam komplikasi inilah dapat mengetahui bagaimana watak tokoh utama (yang menyangkut antagonis atau protagonisnya).

Resolusi, adalah bagian klimaks (turning point) dari drama,resolusi haruslah berlangsung secara logis dan memiliki kaitan yang wajar dengan apa-apa yang terjadi sebelumnya. Akhir dari drama bisa happy-en atau unhappy-en.

2.       Karakter merupakan sumber konflik dan percakapan antartokoh. Dalam sebuah drama harus ada tokoh yang kontra dengan tokoh lain. Jika dalam drama karakter tokohnya sama maka tidak akan terjadi lakuan. Drama baru akan muncul kalau ada karakter yang saling berbenturan.
3.       Dialog merupak salah satu unsur vital. Oleh karena itu, ada dua syarat pokok yang tidak boleh diabaikan, yaitu (1) dialog harus wajar, emnarik, mencerminkan pikiran dan perasaan tokoh yang ikut berperan, (2) dialog harus jelas, terang, menuju sasaran, alamiah, dan tidak dibuat-buat.




untuk Power Pointnya silahkan download DISINI

Sabtu, 09 Februari 2013



Bali adalah objek wisata yang sangat terkenal di manca Negara, pantai bukan salah satu cirri khas bali tapi makanan dan minumannya pun meliputi. Di Karagasem adalah salah satu kabupaten di Bali dan memiliki makanan dan minuman yang hanya di miliki oleh Kabupaten ini saja, berikut makanan dan minuman tersebut yaitu:
            Unik Kota Tuban~ Arak adalah sejenis minuman (Tradisional) yang mengandung alkohol (etil alkohol) yang telah dikenal di Indonesia sejak zaman dahulu kala. Arak pada umumnya dibuat dari tuak kelapa dengan cara destilasi (penyulingan). Arak dapat juga dibuat dari beras atau beras ketan melalui proses pentapean, selanjutnya diperas. Cairannya difermentasikan dan terus didestilasi. Dalam beberapa buku sejarah Indonesia disebutkan, arak bikinan orang Indonesia memang punya cita rasa yang bikin orang-orang Eropa  mabuk  kepayang. mabuk

Pada Mei 2008  The New York Times edisi Minggu memuat artikel berjudul "Out of the Blue: Batavia Arrack Comes Back". Paul Clarke si penulis menuliskan, Batavia Arrack bikinan awal abad 17 di sebuah pulau di Jawa terbuat dari air tebu dan fermentasi beras merah. Punya cita rasa berbeda, seperti rum Haiti dan Scotch.
Minuman tradisional Arak yang popular dan telah menghidupi ribuan  masyarakat ini menurut sebagian orang digolongkan sebagai minuman illegal alias tidak berizin. Ironisnya,  hingga kini banyak minuman beralkohol merk lain yang merajalela hingga ke pelosok negeri tanpa ada masalah (legal). Baik yang ber-merk luar negeri, merk lokal maupun yang dikemas dalam oplosan sebagai minuman energi beralkohol.
Sebagaimana di daerah lain wilayah Indonesia, di Kabupaten Tuban pengrajin Arak juga merupakan usaha warisan turun temurun yang mampu menghidupi masyarakat sebagai mata pencaharian. Seperti dikatakan Hariyono, pengrajin Arak asal desa TegalAgung kecamatan Semanding Kabupaten Tuban bahwa, potensi pengrajin arak secara nyata telah menjadi gantungan hidup masyarakat dan memberi banyak manfaat dan memberdayakan ekonomi rakyat.
Produksi minuman arak khas tradisional Karangasem termasuk di antara golongan C dengan kadar alkohol 20 - 55 %. Arak ini pun telah diusahakan oleh 19.000 lebih pengrajin di Sidemen maupun didesa-desa yang tersebar di 7 kecamatan. Bergairahnya indutri di sektor minuman tradisional ini karena adanya perhatian dari banyak pihak utamanya dari Pemkab Karangasem.Bukan hanya arak saja tetapi wine saja di produksi oleh kabupaten Karangasem Kabupaten Karangasem akan memproduksi minuman khas yakni "wine" salak untuk wisatawan asing dan diharapkan menjadi menjadi minuman berkelas di hotel dan restoran bertaraf internasinal yang bertebaran di daerah pariwisata Bali. Minuman khas yang diproduksi dari salak Bali tersebut, memiliki pangsa pasar ekspor. Mesin pengolah wine salak segera akan didatangkan dari Australia dan akan ditambah lagi di tahun anggaran 2010," katanya. Adanya mesin pengolahan yang jumlahnya memadai, masyarakat yakin akan mampu menyediakan skala minuman berkelas dengan produksi konstan dan cara itu akan mampu memenuhi permintaan konsumen, terutama turis asing yang berlibur di Bali. Tidak seperti sekarang, Bali sangat tergantung pada minuman keras dari impor untuk memenuhi kebutuhan wisatawan asing. Ketika kiriman minuman dari luar negeri itu berkurang, maka cukup meresahkan pengusaha hotel dan restoran dalam memenuhi permintaan konsumennya. 
Sebagaimana pernah diumumkan, realisasi impor minuman keras (miras) Bali anjlok Januari-April 2009, pada hal jenis minuman tersebut diperlukan dalam jumlah banyak untuk konsumsi wisatawan luar negeri saat berlibur di Bali. 
Tidak hanya minuman saja tetapi makanan juga memiliki khas yaitu Makanan berupa sate tidak selalu daging yang disayat atau dipotong-potong lalu ditusuk sebelum dibakar. Begitu pula untuk sate lilit yang merupakan santapan khas Kabupaten Karangasem, Bali. Bahan dasar sate ini adalah ikan laut berukuran besar, seperti tuna. Daging ikan ini dilembutkan dan diberi bumbu, santan, serta parutan kelapa. Ketika bumbu sudah menyatu dengan ikan, sate mulai bisa dibentuk dengan mengepal daging ikan memanjang di tusuk sate. Sate lilit dibakar dan siap dinikmati bersama sepiring tupat, semangkuk sup ikan, dan plecing kangkung. 
Rasanya sedikit pedas dan aroma khasnya ketika dibakar dijamin bikin ngiler. Apalagi bagi penikmat makanan dan penggemar pedas. Membakarnya pun pakai arang batok kelapa, bukan arang kayu. Katanya, rasanya lebih nyus pakai batok kelapa. palagi kalau dapat pesanan dari luar kota atau hotel dalam ribuan tusuk. Wah, bisa pakai bergiliran pegawai untuk membuatnya," ungkap Nengah Rambeg serius.
Dengan berjualan ribuan tusuk sate lilit ikan dan juga sate tusuknya, baik Wayan Merta maupun Nengah Rambeg sanggup menghidupi keluarga besarnya. Mereka pun mengakui mulai mapan kehidupannya dengan penghasilan kotor sehari lebih dari Rp 3 juta. Kedua penjual spesialis sate lilit di Denpasar ini bersyukur memiliki keahlian turun-temurun berdagang sate. Bahkan, keduanya mengaku kewalahan dengan pesanan, baik dari hotel-hotel berbintang di Pulau Dewata maupun pesanan dari langganan luar kotanya yang dari luar pulau. Keduanya merantau dari Karangasem ke Denpasar karena kabupaten yang 90 persen berupa lahan kering itu masuk daftar kabupaten miskin nasional. Biasanya, terutama kaum ibu, khawatir masakan atau makanan yang menggunakan kelapa dapat cepat basi atau masem kata orang Bali. Tetapi, tak perlu khawatir dengan masakan khas Karangasem ini. Sate lilit buatan pasangan Made dijamin tahan lama dan bisa dibawa ke luar kota.

Mungkin juga karena aroma yang kuat terkadang memang membuat orang ragu menjadikan tentengan ke luar kota. Takut berlendir. "Tidak perlu khawatir karena bumbunya alami. Justru di situ kekuatan sate kami. Sate akan kami bungkus dengan rapi menggunakan dus. Bisa titip di tempat pendingin kalau dibawa dengan pesawat terbang," kata Made Karyani. Sesampai di rumah, sate kembali dipanasi dengan dibakar. Cara lain, sate dapat dibawa mentah atau sudah ditusuk, hanya belum dibakar. Kalau membawa mentah, segera masukkan ke lemari pendingin. Cara ini bisa membuat sate awet sekitar tiga hari. Yang pasti, sate itu dibawa tanpa plecing kangkung dan tipat. Keduanya jelas tidak akan tahan lama.  eistimewaan menu blayag Karangasem menggunakan sayur urapan, plecing kacang panjang yang semua pengolahannya dengan tata cara dan cita rasa Karangasem. Ada sate ayam serapah yang lembut, ditambah bumbu santan kentan yang nikmat. Sensasi rasa sate yang lembut menyatu dengan tipat blayag yang khas. Belum lagi sentuhan daging ayam tumbuk, sambal goreng tempe , telur, sambal mentah khas Karangasem, serta racikan kuah dengan bumbu khas mampu membuat menu blayag menjadi spesial. Menu dan cita rasa spesial ini menjadikan blayag menjadi istimewa di antara menu tradisional dari kabupaten lainnya. Khususnya daging ayam tumbuknya, karena daerah luar hanya menggunakan daging ayam sisit,” katanya.







DAFTAR PUSTAKA



        Guru

sepeda tua sane mebuk
nenten uning lesu terus ka tulak
gerimis ujan ka lewatin...
asiki tujonne wantah mendidik iraga

leleh, lesu tetep kamarginin
sedih, kecewa tetep kebaktiang
ngajihin, nuntun jalan hidup iraga
mangda dados jatme sane maguna
ring nusa bangsa

melajah lan melajah nike tatujone
indik iraga apang dados jatma matingkah
wantah nenten iwang pahlawan tanpe tanda jas
suksma pak, suksma bu...





Jumat, 08 Februari 2013

tari belibis






Tari Belibis berdasarkan bentuk penyajiannya dimasukkan ke dalam “tari kelompok”, karena ditarikan oleh lebih dari tiga orang penari. Tari ini, merupakan tari yang berfungsi sebagai tari pertunjukan yang sengaja digarap untuk dipertontonkan kepada masyarakat luas, karena tari ini lebih menitikberatkan pada segi artistiknya, penggarapan koreografinya yang matang, serta memiliki tema dan tujuan yang jelas.
          Tari Belibis diciptakan pada tahun 1984 oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (koreografer) dan iringan tabuhnya diciptakan oleh I Nyoman Windha. Tari kreasi baru ini, menggambarkan kecantikan dan keindahan sekelompok burung belibis yang dengan riangnya mereka menikmati keindahan alam sekitarnya. Tema tarian ini diambil dari cerita Anglingdharma yang mengisahkan disihir/dikutuknya raja Anglingdharma oleh istrinya yang sakti (dalam cerita Tantri) menjadi seekor burung belibis.
          Setelah raja Anglingdharma menjadi seekor burung belibis, ia kemudian melakukan pengembaraan untuk dapat bersua dengan sekelompok burung belibis lainnya. Kemudian ia melihat sekelompok burung belibis yang sedang bercanda dengan riang lalu timbullah keinginannya untuk dapat bergabung dengan belibis-belibis itu. Tetapi, pada saat raja Anglingdharma mendekati sekelompok burung belibis tersebut. Mereka tiba-tiba terkejut karena mendengar (raja Anglingdharma) yang telah terkutuk menjadi belibis itu berbicara seperti manusia, sehingga mereka menolaknya untuk dapat bergabung dengan mereka. Sekelompok burung belibis itu kemudian pergi dan meninggalkan Raja Anglingdharma sendiri.


 I.                         Keunikan Gerak Tari Belibis
Gerakan tari tidak hanya berhubungan dengan kelenturan tubuh, tapi juga berhubungan dengan tenaga yang digunakan. Ada gerakan tari yang perlu tenaga ringan dan halus, ada juga gerakan tari yang perlu tenaga kuat dan keras. Gerakan tari setiap tarian pasti memiliki keunikan tersendiri.
1)    Gerakan Kepala dan Leher
Gerakan kepala dan leher pada tari belibis sangat bervariasi ; ada yang gerakan leher yang ke kanan dan kiri tapi kepala dan arah pandangan mata tetap ke depan (ngileg), ada juga gerakan leher yang patah-patah ke kanan maupun ke kiri dimana kepala dan arah pandangan mata juga mengikuti gerakan leher, ada gerakan kepala yang menunduk sejenak yang di dahului pandangan mata lalu kepala tegak kembali (pacak gulu gagah).
2)    Gerakan mata
Pandangan mata dilakukan tanpa menoleh, tapi mata melirik seolah-olah melihat ujung alis (nyeledet).
3)    Gerakan tangan
Gerakan tangan pada tari belibis sangat unik, dimana pada saat ngagem misalnya ngangem kanan tangan kanan ditinggikan hampir sejajar dengan kepala dan ditekuk sedikit dimana jari-jari tangan sampai pergelangan tangan di tekuk ke belakang sedangkan tangan kiri hampir sejajar pinggang dan sedikit ditekuk sama seperti tangan kanan. Ada gerakan tangan yang diluruskan ke bawah dan agak di buat miring sedikit dilakukan pada saat akan ngeseh.
4)    Gerakan kaki
Gerakan kaki cukup cepat pada saat pertama mulai menari dan menjinjit, ada gerakan kaki silang, ada pula gerakan lompat dimana kaki ditekuk terlebih dahulu, kaki kanan bersimpuh tetapi kaki kiri ditekuk sampai kaki sejajar dengan lutut.


    II.            Iringan Musik Tari Belibis

Karya tari pada dasarnya terdiri dari (2) unsur yaitu; tari sebagai unsur gerak sedangkan musik sebagai unsur bunyi. Tari tidak akan lengkap tanpa ada iringan musiknya, karena dengan musik ungkapan yang akan disampaikan melalui pesan tari akan lebih mudah tersampaikan.
Berikut ini alat-alat musik yang mengiringi tari belibis :
1.     Gangsa,                               6. Suling,
2.     Cengceng,                           7. Kendang,
3.     Reong,                                8. Gong,
4.     Kempur,                             9. Jegogan,
5.     Penyahcah,                         10. Kajar,
Musiknya mengikuti irama gerakan tari belibis yang lincah dan agresif seperti gerakan burung belibis yang sedang bersuka cita menikmati keindahan alam sekitarnya. Alunan musiknya keras dipadu dengan alus, sehingga enak untuk didengarkan. Iringan musiknya membuat semangat bagi para penari dan yang menontonnya. Dengan adanya iringan musik dapat mempertegas ekspresi gerakan si penari dan member gambaran serta ilustrasi suasana yang terdapat di dalam tarian belibis tersebut.


 III.            Tata Busana Yang Digunakan Pada Tari Belibis
Tata busana merupakan salah satu unsur terpenting dalam pementasan tari. Dengan busana yang dikenakan pada saat pementasan tari akan mempertegas karakter yang diekspresikan oleh penari, memperindah penanpilan penari, sehingga orang melihat / menontonya dapat membedakan suatu tarian yang satu dengan yang lainnya.
Berikut ini perlengkapan /aksesoris yang digunakan dalam tarian belibis yaitu:
1.     Di kepala aksesoris yang digunakan adalah gelungan,
2.     Di telinga aksesoris yang digunakan adalah subeng,
3.     Di leher aksesoris yang digunakan adalah badong,
4.     Di badan aksesoris yang digunakan adalah kain, sabuk,selendang
5.     Di tangan aksesoris yang digunakan adalah ampok –ampok  pada pergelangan tangan, dan pada lengan atas  
6.     Di pinggang sampai bagian bawah menggunakan kain songket

Keunikan tata busana tarian belibis, karena tariannya menggambarkan kisah sekelompok burung belibis yang sedang menikmati keindahan alam sekitarnya yang kemudian di kejutkan dengan kedatangan seekor burung belibis lainnya yang ingin bergabung dengan mereka, karena belibis itu dapat berbicara seperti manusia akhirnya ia di tolak untuk bergabung. Jalan cerita yang begitu menarik membuat tarian belibis ini semakin terasa indah untuk ditonton dengan paduan busana yang menarik.


IV.            Gerakan Estetis Pada Tari Belibis

Menurut kami, keindahan yang terdapat dalam gerakan tari belibis yaitu :
a)     Pada saat penari akan menyambut kedatangan penari satunya sambil berhadapan dan membentuk lingkaran dengan badan menunduk dan merapat dimana kepala para penari saling berdekatan.
b)    Pada saat penari melakukan gerakan ngangem, gerakannya sangat unik misalkan ngagem kanan dimana jari-jari tangan dibawa ke belakang.
c)     Pada saat akhir-akhir tarian, ada gerakan tangan yang membentuk garis miring dimana tangan kanan diatas dan tangan kiri dibawah sambil berjalan mudur sekelompok penari menjauhi penari yang satunya.
d)    Pada saat penari menggunakan selendangnya, membentuk seperti sayap burung belibis.

Popular Posts