Minggu, 24 Februari 2013


Macam-Macam Drama

1.       Drama Turg: adalah ajaran tentang masalah hukum dan konfresi drama.
2.       Drama Tragedi: drama yang khusus menggambarkan kejatuhan atau keruntuhan tokoh utama; drama yag melukiskan pertikaian antara tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa yang berakhir dengan malapetaka atau kepedihan. Contohnya: Hamlet oleh W. Shakespeare, Romeo dan Yuliet oleh W. Shakespeare, D­ag-Dig-Dug oleh putu Wijaya, dll.
3.       Drama Tragedi Komedi: drama yang menggambarkan kesedihan dan kegembiraan. Misalnya, Api oleh Usmar Ismail.
4.       Drama Absurd: adalah drama yag sengaja mengabaikan atau melanggar konvensi alur, penokohan tematik.
5.       Drama Borjuis: adalah drama yang bertema tentang kehidupan kaum bangsawan (muncul abad ke-18).
6.       Drama Domestik: Drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa.
7.       Drama Heroik: drama yang merupakan peniruan bentuk tragedi dan selalu bertemakan cinta dan nama baik.
8.       Drama Liris: drama yang berbentuk puisi.
9.       Drama Liturgis: drama yang pementasannya digabungkan dengan upacara kebaktian gereja (dalam abad pertengahan).
10.   Drama Mini Kata: drama yang dialognya pendek-pendek. Contohnya: Bip Bip Bop oleh WS Rendra, NO oleh Putu Wijaya, Lho oleh Putu Wijaya, Entah oleh Putu Wijaya.
11.   Drama Misteri: drama keagamaan yang berisi cerita-cerita dari Alkitab.
12.   Drama Moralis: drama keagamaan yang bersifat alegoris (bersifat kiasan, perlambangan, ibarat) bersifat konflik antara kebajikan dan kejahatan.
13.   Drama Rakyat: drama yang timbul yang sesuai dengan festival rakyat yang ada (terutama di pedesaan).
14.   Drama Realis: drama yang sesuai dengan konsep aliran realisme dalam teater.
15.   Drama Ria: Drama ringan yang bersifat menghibur walaupun selorohan didalamnya dapat bersifat menyindir dan berakhir dengan kebahagiaan; komedi. Contohnya: Liburan Seniman oleh Usmar Ismail.
16.   Drama Rumah Tangga: drama yang menggambarkan kehidupan suatu rumah tangga yang realistis.
17.   Drama Satire: drama yang berisi sindiran, umumnya bersifat komedi.
18.   Drama Satu Babak: lakon yang terdiri atas satu babak, berpusat pada satu tema dengan sejumlah kecil pameran, gaya, latar, serta pengaluran yang ringkas.
19.   Drama Ringkas: drama yang ditulis berdasarkan bahan sejarah, berupa peristiwa yang disusun secara longgar dan mengikuti urutan waktu.
20.   Drama Tari: drama yang dilakonkan dengan tari-tarian.
21.   Drama Tendens: drama yang berisi masalah social, seperti kepincangan yang terjadi di masyarakat.
22.   Opera: drama yang disajikan dengan nyanyian dan music. Nyanyian digunakan sebagai dialog. Opera lebih pendek disebut Operette. Contoh: Yulius Caesar oleh M. Jamin.
23.   Tableau: drama yang pelakunya tidak mengucapkan dialog. Drama jenis ini irip dengan pantomime.
24.   Dagelan: drama yang penuh dengan hal-hal kelucuan dan bersifat badutan.
25.   Sendratari: singkatan dari Seni Drama dan Tari.Sendratari berarti drama yang dilakonkan dengan gerak yang mengandung unsure-unsur tari, Dialog dilakukan dengan gerakan tari. Cerita biasanya diangkat dari Ramayana, Mahabharata.

PENULIS DRAMA DI INDONESIA     
Para penulis drama Indonesia antara lain, Asrul Sani (satu diantara “Tiga Menguak Takdir”). Selain Asrul Sani anggota Tiga Menguak, takdir adalah Chairil Anwar dan Rivai Apin. Asrul Sani hanya tapil sebagai sutradara panggung dan penyusun naskah terjemahan dari Jean Paul Sartre atau Lorea. Asrul Sani merupakan pelopor sastra angkatan 45. Penulis sastra lainnya adalah WS Rendra dengan karyanya Kereta Kencana “ Augene lonesco atau Oedipus dari Sophokles), Riantarno, Arifin C Noer, Iwan Simatupang, Utuy T Sontani, Motinggo Boesje, Sitor Situmorang, Wisran Hadi (Malin Kundang).


DASAR-DASAR APRESIASI DRAMA

Disusun oleh Agustinus Suyoto, S.Pd
Guru sastra Indonesia SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

BEBERAPA PENGERTIAN

1.       Kalau anda membuka kamus Webster’s New Word Dictionary (1989) anda akan menjumpai entri atau lena ‘drama’ (hlm. 413) dan theater or theatre (hlm. 1386). Drama diartikan sebagai “a literary composition that tell a story, usually of human conflict, by means of dialogue and action, to be performed by actors”. Atau disalin secara bebas “suatu karangan yang mengisahkan suatu cerita yang mengandung konflik yang disajikan dalam bentuk dialog dan laga, dan dipertunjukkan oleh para actor di atas pentas”, sedangkan kata theater diartikan sebagai’aplace where plays, operas, films, etc. are presented”, atau “suatu tempat dimana lakon-lakon, opera-opera, film-film, dsb, dipertunjukkan”.
2.       Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) drama memiliki beberapa pengertian. Pertama, drama diartikan sebagai komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (acting) atau dialog yang dipentaskan. Kedua, cerita atau kisah yang terutama meibatkan konflikatau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater. Ketiga, kejadian yang menyedihkan.
3.       Dalam sejarahnya (Barranger, 1994), kata drama dan teater memiliki arti yang berbeda. Drama berasal dari bahasa yunani  dran yang berarti “to do” atau “to act” (berbuat). Kata kata teater juga berasal daru theatron yang berarti “a place for seeing” (tempat untuk menonton), dengan demikian kata teater mengacu pada suatu tempat dimana actor-aktor mementaskan lakon. Dengan kata lain, secara lebih mudah, kata drama diartikan sebagai lakon yang dipertunjukkan para actor diatas pentas, sedangkan teater diartikan sebagai tempat lakon itu dipentaskan. Dengan demikian, seyogyanya kita bukan mengajak ‘bermain teater’ tetapi ‘bermain drama’, dan bukan ‘menonton teater’ tetapi ‘menonton drama di teater’.
4.       Pengertian lain, drama adalah kisah kehidupan manusia yang dikemukakan di pentas berdasarkan naskah, menggunakan percakapan, gerak laku, unsure-unsur pembantu (dektor, kostum, rias, lampu, music), serta disaksikan oleh penonton.
5.       Ada sejumlah istilah yang memiliki kedekatan dengan drama, yaitu
a.       Sandiwara. Istilah ini dicitakan oleh Mangkunegara VII, berasal dari kata bahasa jawa sandhi ang berarti rahasia, dan warah yang berarti pengajaran. Oleh Ki Hajar Dewantara, istilah sandiwara diartikan sebagai pengajaran yang dilakukan dengan perlambangan, secara tidak langsung.
b.      Lakon. Istilah ini memiliki beberapa kemingkinan arti, yaitu (1) cerita yang dimainkan dalam drama, wayang, atau film (2) karangan yang berupa cerita sandiwara, dan (3) perbuatan, kejadian, peristiwa.
c.       Tonil. Istilah ini berasal dari bahasa Belanda toneel, yang artinya pertunjukan. Istilah ini popular dalam masa penjajahan Belanda.
d.      Teater. Istilah ini berasal berasal dari kata Yunani theatron, yang arti sebenarnya adalah dengan takjub mamndang, melihat. Pengertian dari teater adalah (1) gedung pertunjukan, (2) suatu bentuk pengucapan seni yang penyampaiannya dilakukan dengan pertunjukan di depan umum.
e.      Pentas. Pengertian sebenarnya adalah lantai yang agak tinggi, Panggung, tempat pertunjukan, podium, mimbar, tribun.
f.        Sendratari. Kepanjangan akronim ini adalah seni drama dan tari, artinya pertunjukan tari-tarian yang dilakukan oleh sekelompok orang penari dan mengisahkan suatu cerita dengan tanpa menggunakan percakapan.
g.       Opera. Artinya drama music, drama yang menonjolkan nyanyian dan music.
h.      Operet. Opera kecil, singkat, dan pendek.
i.         Tablo. Yaitu drama yang menampilkan kisah dengan sikap dan posisi pemain, dibantu oleh pencerita. Pemain-pemain tablo tidak berdialog.


BENTUK-BENTUK DRAMA
1.       Berdasarkan bentuk sastra cakapnya, drama dibedakan menjadi dua
a.       Drama puisi, yaitu yang sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk puisi atau menggunakan unsur-unsur puisi.
b.      Drama prosa, yaitu drama yang cakapannya disusun dalam bentuk prosa.
2.       Berdasarkan sajian isinya
a.       Tragedy (drama duka), yaitu drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau muram. Yang terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang tidak menguntungkan. Keadaan tersebut mengantarkan tokoh pada keputusasaan dan kehancuran. Dapat juga berarti drama serius yang melukiskan tikaian diantara tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa, yang berakhir dengan malapetaka atau kesedihan.
b.      Komedi (drama ria), yaitu drama ringan yang bersifat menghibur, walaupun selorohan didalamnya dapat bersifat menyindir, dan yang berakhir dengan bahagia.
c.       Tragikomedi (drama dukaria), yaitu dram yang sebenarnya menggunakan alur dukacita tetapi berakhir dengan kebahagiaan.
3.       Berdasarkan kuantitas cakapannya
a.       Pantomim. Yaitu drama tanpa kata-kata
b.      Minikata. Yaitu drama yang menggunakan sedikit sekali kata-kata
c.       Doalogmonolog. Yaitu drama yang banyak menggunakan kata-kata
4.       Berdasarkan besarnya pengaruh unsur seni lainnya
a.       Opera/operet, yaitu drama yang menonjolkan seni suara atau music.
b.      Sendratari, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi.
c.       Tablo, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi.
5.       Bentuk-bentuk lain
a.       Drama absurb, yaitu drama yang sengaja mengabaikan dan melanggar konvensi alur, penokohan, alur.
b.      Drama baca,  naskah drama yang hanya cocok untuk dibaca, bukan dipentaskan.
c.       Drama borjuis, drama yang bertema tentang kehidupan kaum bangsawan (muncu abad ke-18).
d.      Drama domestik, drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa.
e.      Drama duka,yaitu drama yang khusu menggambarkan kejatuhan atau keruntuhan tokoh utama.
f.        Drama liturgis, yaitu drama yang pementasannya digabungkan dengan upacara kebaktian gereja (di abad pertengahan).
g.       Drama satu babak, yaitu lakon yang terdir dari satu babak, berpusat pada satu tema dengan sejumlah kecil pemeran gaya, latar, serta pengaluran yang ringkas.
h.      Drama rakyat, yaitu drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festival rakyat yang ada (terutama di pedesaan).


PERBEDAAN DRAMA DAN TEKS SASTRA LAINNYA
1.       Apa yang membedaka teks drama dengan teks cerita rekaan ? Anda tentu saja masih ingat bahwa dalam novel belenggu karya Armijn Pane, pengarangnya menceitakan kisahnya dengan melibatkan tokoh-tokoh Tono, Tini, Yah lewat kombinasi antara dialog dan narasi. Sementara itu, dalam teks drama yang lebih mendominasi adalah dialog. Narasi hanya terbatas berupa petunjuk pementasan yang disebut sebagai teks sampingan. Lewat pertunjukan pementasan (yang kebanyakan dicetak miring) itulah pengarang naskah drama member arahan penafsiran agar tidak terlalu melenceng dari apa yang sebenarnya dikehendaki.
2.       Cirri khas apa yang terdapat dalam drama? Ada gerak seperti mengacungkan tangan, membentak, dan ketakutan. Dengan demikian, penulis lakon membeberkan kisahnya tak cukup jika hanya dibaca. Dibutuhkan gerak. Itulah yang disebut action. Pementasan di panggung. Penulis lakon membayangkan action para aktornya dalam bentuk dialog. Dan dialoglah bagian paling penting dalam drama. Lewat dialoglah kita bisa melacak emosi, pemikiran, karakterisasi, yang kesemuanya itu terhidang dipanggung lewat action alias gerak. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan apabila seorang pakar drama kenamaan Moulton menyebut drama sebagai  ‘life presented in action’, alias drama adalah hidup yang ditampilkan dalam gerak. Dengan demikian, secara lebih ringkas drama adalah salah satu bagian dari genre sastra yang menggambarkan kehidupan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan dan dialog, yang dirancang untuk pementasan di panggung (Sudjiman. 1990).


UNSUR-UNSUR DRAMA

1.       Dalam drama tradisional (khususnya Aristoteles), lakon haruslah bergerak maju dari suatu beginning (permulaan), melalui midlle (petengahan), dan menuju pada ending (akhir). Dalam teks drama disebut sebagai eksposisis, komplikasi, dan resolusi.

Eksposisi adalah bagian awal yang memberikan informasi kepada penonton yang diperlukan tentang peristiwa sebelumnya atau memperkenalkan siapa saja tokoh-tokohnya yang akan dikembangkan dalambagian utama dari lakon, dan memberikan suatu indikasi mengeai resolusi.

Komplikasi, berisi tentang konflik-konflik dan pengembangannya. Gangguan-gangguan, halangan-halangan dalam mencapai tujuan, atau kekeliruan yang dialami tokoh utamanya. Alam komplikasi inilah dapat mengetahui bagaimana watak tokoh utama (yang menyangkut antagonis atau protagonisnya).

Resolusi, adalah bagian klimaks (turning point) dari drama,resolusi haruslah berlangsung secara logis dan memiliki kaitan yang wajar dengan apa-apa yang terjadi sebelumnya. Akhir dari drama bisa happy-en atau unhappy-en.

2.       Karakter merupakan sumber konflik dan percakapan antartokoh. Dalam sebuah drama harus ada tokoh yang kontra dengan tokoh lain. Jika dalam drama karakter tokohnya sama maka tidak akan terjadi lakuan. Drama baru akan muncul kalau ada karakter yang saling berbenturan.
3.       Dialog merupak salah satu unsur vital. Oleh karena itu, ada dua syarat pokok yang tidak boleh diabaikan, yaitu (1) dialog harus wajar, emnarik, mencerminkan pikiran dan perasaan tokoh yang ikut berperan, (2) dialog harus jelas, terang, menuju sasaran, alamiah, dan tidak dibuat-buat.




untuk Power Pointnya silahkan download DISINI

Tagged: ,

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts