Macam-Macam
Drama
1.
Drama Turg: adalah ajaran
tentang masalah hukum dan konfresi drama.
2.
Drama Tragedi: drama yang
khusus menggambarkan kejatuhan atau keruntuhan tokoh utama; drama yag
melukiskan pertikaian antara tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa yang
berakhir dengan malapetaka atau kepedihan. Contohnya: Hamlet oleh W. Shakespeare, Romeo
dan Yuliet oleh W. Shakespeare, Dag-Dig-Dug oleh putu Wijaya, dll.
3.
Drama Tragedi Komedi: drama
yang menggambarkan kesedihan dan kegembiraan. Misalnya, Api oleh Usmar Ismail.
4.
Drama Absurd: adalah drama yag
sengaja mengabaikan atau melanggar konvensi alur, penokohan tematik.
5.
Drama Borjuis: adalah drama
yang bertema tentang kehidupan kaum bangsawan (muncul abad ke-18).
6.
Drama Domestik: Drama yang menceritakan
kehidupan rakyat biasa.
7.
Drama Heroik: drama yang
merupakan peniruan bentuk tragedi dan selalu bertemakan cinta dan nama baik.
8.
Drama Liris: drama yang
berbentuk puisi.
9.
Drama Liturgis: drama yang
pementasannya digabungkan dengan upacara kebaktian gereja (dalam abad
pertengahan).
10.
Drama Mini Kata: drama yang
dialognya pendek-pendek. Contohnya: Bip
Bip Bop oleh WS Rendra, NO oleh
Putu Wijaya, Lho oleh Putu Wijaya, Entah oleh Putu Wijaya.
11.
Drama Misteri: drama keagamaan
yang berisi cerita-cerita dari Alkitab.
12.
Drama Moralis: drama keagamaan
yang bersifat alegoris (bersifat kiasan, perlambangan, ibarat) bersifat konflik
antara kebajikan dan kejahatan.
13.
Drama Rakyat: drama yang timbul
yang sesuai dengan festival rakyat yang ada (terutama di pedesaan).
14.
Drama Realis: drama yang sesuai
dengan konsep aliran realisme dalam teater.
15.
Drama Ria: Drama ringan yang
bersifat menghibur walaupun selorohan didalamnya dapat bersifat menyindir dan
berakhir dengan kebahagiaan; komedi. Contohnya: Liburan Seniman oleh Usmar Ismail.
16.
Drama Rumah Tangga: drama yang
menggambarkan kehidupan suatu rumah tangga yang realistis.
17.
Drama Satire: drama yang berisi
sindiran, umumnya bersifat komedi.
18.
Drama Satu Babak: lakon yang
terdiri atas satu babak, berpusat pada satu tema dengan sejumlah kecil pameran,
gaya, latar, serta pengaluran yang ringkas.
19.
Drama Ringkas: drama yang
ditulis berdasarkan bahan sejarah, berupa peristiwa yang disusun secara longgar
dan mengikuti urutan waktu.
20.
Drama Tari: drama yang
dilakonkan dengan tari-tarian.
21.
Drama Tendens: drama yang
berisi masalah social, seperti kepincangan yang terjadi di masyarakat.
22. Opera: drama yang disajikan dengan nyanyian dan music. Nyanyian
digunakan sebagai dialog. Opera lebih pendek disebut Operette. Contoh: Yulius
Caesar oleh M. Jamin.
23. Tableau: drama yang pelakunya tidak mengucapkan dialog. Drama jenis
ini irip dengan pantomime.
24. Dagelan: drama yang penuh dengan hal-hal kelucuan dan bersifat
badutan.
25. Sendratari: singkatan dari Seni Drama dan Tari.Sendratari berarti
drama yang dilakonkan dengan gerak yang mengandung unsure-unsur tari, Dialog
dilakukan dengan gerakan tari. Cerita biasanya diangkat dari Ramayana,
Mahabharata.
PENULIS DRAMA DI INDONESIA
Para penulis drama Indonesia antara lain, Asrul Sani (satu diantara
“Tiga Menguak Takdir”). Selain Asrul Sani anggota Tiga Menguak, takdir adalah
Chairil Anwar dan Rivai Apin. Asrul Sani hanya tapil sebagai sutradara panggung
dan penyusun naskah terjemahan dari Jean Paul Sartre atau Lorea. Asrul Sani
merupakan pelopor sastra angkatan 45. Penulis sastra lainnya adalah WS Rendra
dengan karyanya Kereta Kencana “ Augene lonesco atau Oedipus dari Sophokles),
Riantarno, Arifin C Noer, Iwan Simatupang, Utuy T Sontani, Motinggo Boesje,
Sitor Situmorang, Wisran Hadi (Malin Kundang).
DASAR-DASAR APRESIASI DRAMA
Disusun oleh Agustinus Suyoto, S.Pd
Guru sastra Indonesia SMA Stella Duce 2 Yogyakarta
BEBERAPA PENGERTIAN
1. Kalau anda membuka kamus Webster’s New Word Dictionary (1989) anda
akan menjumpai entri atau lena ‘drama’ (hlm. 413) dan theater or theatre (hlm.
1386). Drama diartikan sebagai “a literary composition that tell a story,
usually of human conflict, by means of dialogue and action, to be performed by
actors”. Atau disalin secara bebas “suatu karangan yang mengisahkan suatu
cerita yang mengandung konflik yang disajikan dalam bentuk dialog dan laga, dan
dipertunjukkan oleh para actor di atas pentas”, sedangkan kata theater
diartikan sebagai’aplace where plays, operas, films, etc. are presented”, atau
“suatu tempat dimana lakon-lakon, opera-opera, film-film, dsb, dipertunjukkan”.
2. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) drama memiliki beberapa
pengertian. Pertama, drama diartikan sebagai komposisi syair atau prosa yang
diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku
(acting) atau dialog yang dipentaskan. Kedua, cerita atau kisah yang terutama
meibatkan konflikatau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater.
Ketiga, kejadian yang menyedihkan.
3. Dalam sejarahnya (Barranger, 1994), kata drama dan teater memiliki arti
yang berbeda. Drama berasal dari bahasa yunani
dran yang berarti “to do” atau “to act” (berbuat). Kata kata teater juga
berasal daru theatron yang berarti “a place for seeing” (tempat untuk
menonton), dengan demikian kata teater mengacu pada suatu tempat dimana
actor-aktor mementaskan lakon. Dengan kata lain, secara lebih mudah, kata drama
diartikan sebagai lakon yang dipertunjukkan para actor diatas pentas, sedangkan
teater diartikan sebagai tempat lakon itu dipentaskan. Dengan demikian,
seyogyanya kita bukan mengajak ‘bermain teater’ tetapi ‘bermain drama’, dan
bukan ‘menonton teater’ tetapi ‘menonton drama di teater’.
4. Pengertian lain, drama adalah kisah kehidupan manusia yang
dikemukakan di pentas berdasarkan naskah, menggunakan percakapan, gerak laku,
unsure-unsur pembantu (dektor, kostum, rias, lampu, music), serta disaksikan
oleh penonton.
5. Ada sejumlah istilah yang memiliki kedekatan dengan drama, yaitu
a.
Sandiwara. Istilah ini
dicitakan oleh Mangkunegara VII, berasal dari kata bahasa jawa sandhi ang
berarti rahasia, dan warah yang berarti pengajaran. Oleh Ki Hajar Dewantara,
istilah sandiwara diartikan sebagai pengajaran yang dilakukan dengan
perlambangan, secara tidak langsung.
b.
Lakon. Istilah ini memiliki
beberapa kemingkinan arti, yaitu (1) cerita yang dimainkan dalam drama, wayang,
atau film (2) karangan yang berupa cerita sandiwara, dan (3) perbuatan,
kejadian, peristiwa.
c.
Tonil. Istilah ini berasal dari
bahasa Belanda toneel, yang artinya pertunjukan. Istilah ini popular dalam masa
penjajahan Belanda.
d.
Teater. Istilah ini berasal
berasal dari kata Yunani theatron, yang arti sebenarnya adalah dengan takjub
mamndang, melihat. Pengertian dari teater adalah (1) gedung pertunjukan, (2)
suatu bentuk pengucapan seni yang penyampaiannya dilakukan dengan pertunjukan
di depan umum.
e.
Pentas. Pengertian sebenarnya
adalah lantai yang agak tinggi, Panggung, tempat pertunjukan, podium, mimbar,
tribun.
f.
Sendratari. Kepanjangan akronim
ini adalah seni drama dan tari, artinya pertunjukan tari-tarian yang dilakukan
oleh sekelompok orang penari dan mengisahkan suatu cerita dengan tanpa
menggunakan percakapan.
g.
Opera. Artinya drama music,
drama yang menonjolkan nyanyian dan music.
h.
Operet. Opera kecil, singkat,
dan pendek.
i.
Tablo. Yaitu drama yang
menampilkan kisah dengan sikap dan posisi pemain, dibantu oleh pencerita.
Pemain-pemain tablo tidak berdialog.
BENTUK-BENTUK DRAMA
1.
Berdasarkan bentuk sastra
cakapnya, drama dibedakan menjadi dua
a.
Drama puisi, yaitu yang
sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk puisi atau menggunakan
unsur-unsur puisi.
b.
Drama prosa, yaitu drama yang
cakapannya disusun dalam bentuk prosa.
2.
Berdasarkan sajian isinya
a.
Tragedy (drama duka), yaitu
drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau muram. Yang terlibat dalam situasi
gawat karena sesuatu yang tidak menguntungkan. Keadaan tersebut mengantarkan
tokoh pada keputusasaan dan kehancuran. Dapat juga berarti drama serius yang
melukiskan tikaian diantara tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa, yang
berakhir dengan malapetaka atau kesedihan.
b.
Komedi (drama ria), yaitu drama
ringan yang bersifat menghibur, walaupun selorohan didalamnya dapat bersifat
menyindir, dan yang berakhir dengan bahagia.
c.
Tragikomedi (drama dukaria),
yaitu dram yang sebenarnya menggunakan alur dukacita tetapi berakhir dengan
kebahagiaan.
3.
Berdasarkan kuantitas
cakapannya
a.
Pantomim. Yaitu drama tanpa
kata-kata
b.
Minikata. Yaitu drama yang
menggunakan sedikit sekali kata-kata
c.
Doalogmonolog. Yaitu drama yang
banyak menggunakan kata-kata
4.
Berdasarkan besarnya pengaruh
unsur seni lainnya
a.
Opera/operet, yaitu drama yang
menonjolkan seni suara atau music.
b.
Sendratari, yaitu drama yang
menonjolkan seni eksposisi.
c.
Tablo, yaitu drama yang
menonjolkan seni eksposisi.
5.
Bentuk-bentuk lain
a.
Drama absurb, yaitu drama yang
sengaja mengabaikan dan melanggar konvensi alur, penokohan, alur.
b.
Drama baca, naskah drama yang hanya cocok untuk dibaca,
bukan dipentaskan.
c.
Drama borjuis, drama yang
bertema tentang kehidupan kaum bangsawan (muncu abad ke-18).
d.
Drama domestik, drama yang
menceritakan kehidupan rakyat biasa.
e.
Drama duka,yaitu drama yang
khusu menggambarkan kejatuhan atau keruntuhan tokoh utama.
f.
Drama liturgis, yaitu drama
yang pementasannya digabungkan dengan upacara kebaktian gereja (di abad
pertengahan).
g.
Drama satu babak, yaitu lakon
yang terdir dari satu babak, berpusat pada satu tema dengan sejumlah kecil
pemeran gaya, latar, serta pengaluran yang ringkas.
h.
Drama rakyat, yaitu drama yang
timbul dan berkembang sesuai dengan festival rakyat yang ada (terutama di
pedesaan).
PERBEDAAN DRAMA DAN TEKS SASTRA LAINNYA
1.
Apa yang membedaka teks drama
dengan teks cerita rekaan ? Anda tentu saja masih ingat bahwa dalam novel
belenggu karya Armijn Pane, pengarangnya menceitakan kisahnya dengan melibatkan
tokoh-tokoh Tono, Tini, Yah lewat kombinasi antara dialog dan narasi. Sementara
itu, dalam teks drama yang lebih mendominasi adalah dialog. Narasi hanya
terbatas berupa petunjuk pementasan yang disebut sebagai teks sampingan. Lewat
pertunjukan pementasan (yang kebanyakan dicetak miring) itulah pengarang naskah
drama member arahan penafsiran agar tidak terlalu melenceng dari apa yang
sebenarnya dikehendaki.
2.
Cirri khas apa yang terdapat
dalam drama? Ada gerak seperti mengacungkan tangan, membentak, dan ketakutan.
Dengan demikian, penulis lakon membeberkan kisahnya tak cukup jika hanya
dibaca. Dibutuhkan gerak. Itulah yang disebut action. Pementasan di panggung.
Penulis lakon membayangkan action para aktornya dalam bentuk dialog. Dan
dialoglah bagian paling penting dalam drama. Lewat dialoglah kita bisa melacak
emosi, pemikiran, karakterisasi, yang kesemuanya itu terhidang dipanggung lewat
action alias gerak. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan apabila seorang pakar
drama kenamaan Moulton menyebut drama sebagai
‘life presented in action’, alias drama adalah hidup yang ditampilkan
dalam gerak. Dengan demikian, secara lebih ringkas drama adalah salah satu
bagian dari genre sastra yang menggambarkan kehidupan dengan mengemukakan
tikaian dan emosi lewat lakuan dan dialog, yang dirancang untuk pementasan di
panggung (Sudjiman. 1990).
UNSUR-UNSUR DRAMA
1.
Dalam drama tradisional
(khususnya Aristoteles), lakon haruslah bergerak maju dari suatu beginning
(permulaan), melalui midlle (petengahan), dan menuju pada ending (akhir). Dalam
teks drama disebut sebagai eksposisis, komplikasi, dan resolusi.
Eksposisi adalah bagian awal yang
memberikan informasi kepada penonton yang diperlukan tentang peristiwa
sebelumnya atau memperkenalkan siapa saja tokoh-tokohnya yang akan dikembangkan
dalambagian utama dari lakon, dan memberikan suatu indikasi mengeai resolusi.
Komplikasi, berisi tentang konflik-konflik dan pengembangannya.
Gangguan-gangguan, halangan-halangan dalam mencapai tujuan, atau kekeliruan
yang dialami tokoh utamanya. Alam komplikasi inilah dapat mengetahui bagaimana
watak tokoh utama (yang menyangkut antagonis atau protagonisnya).
Resolusi, adalah bagian klimaks (turning point) dari drama,resolusi
haruslah berlangsung secara logis dan memiliki kaitan yang wajar dengan apa-apa
yang terjadi sebelumnya. Akhir dari drama bisa happy-en atau unhappy-en.
2.
Karakter merupakan sumber
konflik dan percakapan antartokoh. Dalam sebuah drama harus ada tokoh yang
kontra dengan tokoh lain. Jika dalam drama karakter tokohnya sama maka tidak
akan terjadi lakuan. Drama baru akan muncul kalau ada karakter yang saling
berbenturan.
3.
Dialog merupak salah satu unsur
vital. Oleh karena itu, ada dua syarat pokok yang tidak boleh diabaikan, yaitu
(1) dialog harus wajar, emnarik, mencerminkan pikiran dan perasaan tokoh yang
ikut berperan, (2) dialog harus jelas, terang, menuju sasaran, alamiah, dan
tidak dibuat-buat.
untuk Power Pointnya silahkan download DISINI
untuk Power Pointnya silahkan download DISINI
0 komentar:
Posting Komentar