Sabtu, 09 Februari 2013



Bali adalah objek wisata yang sangat terkenal di manca Negara, pantai bukan salah satu cirri khas bali tapi makanan dan minumannya pun meliputi. Di Karagasem adalah salah satu kabupaten di Bali dan memiliki makanan dan minuman yang hanya di miliki oleh Kabupaten ini saja, berikut makanan dan minuman tersebut yaitu:
            Unik Kota Tuban~ Arak adalah sejenis minuman (Tradisional) yang mengandung alkohol (etil alkohol) yang telah dikenal di Indonesia sejak zaman dahulu kala. Arak pada umumnya dibuat dari tuak kelapa dengan cara destilasi (penyulingan). Arak dapat juga dibuat dari beras atau beras ketan melalui proses pentapean, selanjutnya diperas. Cairannya difermentasikan dan terus didestilasi. Dalam beberapa buku sejarah Indonesia disebutkan, arak bikinan orang Indonesia memang punya cita rasa yang bikin orang-orang Eropa  mabuk  kepayang. mabuk

Pada Mei 2008  The New York Times edisi Minggu memuat artikel berjudul "Out of the Blue: Batavia Arrack Comes Back". Paul Clarke si penulis menuliskan, Batavia Arrack bikinan awal abad 17 di sebuah pulau di Jawa terbuat dari air tebu dan fermentasi beras merah. Punya cita rasa berbeda, seperti rum Haiti dan Scotch.
Minuman tradisional Arak yang popular dan telah menghidupi ribuan  masyarakat ini menurut sebagian orang digolongkan sebagai minuman illegal alias tidak berizin. Ironisnya,  hingga kini banyak minuman beralkohol merk lain yang merajalela hingga ke pelosok negeri tanpa ada masalah (legal). Baik yang ber-merk luar negeri, merk lokal maupun yang dikemas dalam oplosan sebagai minuman energi beralkohol.
Sebagaimana di daerah lain wilayah Indonesia, di Kabupaten Tuban pengrajin Arak juga merupakan usaha warisan turun temurun yang mampu menghidupi masyarakat sebagai mata pencaharian. Seperti dikatakan Hariyono, pengrajin Arak asal desa TegalAgung kecamatan Semanding Kabupaten Tuban bahwa, potensi pengrajin arak secara nyata telah menjadi gantungan hidup masyarakat dan memberi banyak manfaat dan memberdayakan ekonomi rakyat.
Produksi minuman arak khas tradisional Karangasem termasuk di antara golongan C dengan kadar alkohol 20 - 55 %. Arak ini pun telah diusahakan oleh 19.000 lebih pengrajin di Sidemen maupun didesa-desa yang tersebar di 7 kecamatan. Bergairahnya indutri di sektor minuman tradisional ini karena adanya perhatian dari banyak pihak utamanya dari Pemkab Karangasem.Bukan hanya arak saja tetapi wine saja di produksi oleh kabupaten Karangasem Kabupaten Karangasem akan memproduksi minuman khas yakni "wine" salak untuk wisatawan asing dan diharapkan menjadi menjadi minuman berkelas di hotel dan restoran bertaraf internasinal yang bertebaran di daerah pariwisata Bali. Minuman khas yang diproduksi dari salak Bali tersebut, memiliki pangsa pasar ekspor. Mesin pengolah wine salak segera akan didatangkan dari Australia dan akan ditambah lagi di tahun anggaran 2010," katanya. Adanya mesin pengolahan yang jumlahnya memadai, masyarakat yakin akan mampu menyediakan skala minuman berkelas dengan produksi konstan dan cara itu akan mampu memenuhi permintaan konsumen, terutama turis asing yang berlibur di Bali. Tidak seperti sekarang, Bali sangat tergantung pada minuman keras dari impor untuk memenuhi kebutuhan wisatawan asing. Ketika kiriman minuman dari luar negeri itu berkurang, maka cukup meresahkan pengusaha hotel dan restoran dalam memenuhi permintaan konsumennya. 
Sebagaimana pernah diumumkan, realisasi impor minuman keras (miras) Bali anjlok Januari-April 2009, pada hal jenis minuman tersebut diperlukan dalam jumlah banyak untuk konsumsi wisatawan luar negeri saat berlibur di Bali. 
Tidak hanya minuman saja tetapi makanan juga memiliki khas yaitu Makanan berupa sate tidak selalu daging yang disayat atau dipotong-potong lalu ditusuk sebelum dibakar. Begitu pula untuk sate lilit yang merupakan santapan khas Kabupaten Karangasem, Bali. Bahan dasar sate ini adalah ikan laut berukuran besar, seperti tuna. Daging ikan ini dilembutkan dan diberi bumbu, santan, serta parutan kelapa. Ketika bumbu sudah menyatu dengan ikan, sate mulai bisa dibentuk dengan mengepal daging ikan memanjang di tusuk sate. Sate lilit dibakar dan siap dinikmati bersama sepiring tupat, semangkuk sup ikan, dan plecing kangkung. 
Rasanya sedikit pedas dan aroma khasnya ketika dibakar dijamin bikin ngiler. Apalagi bagi penikmat makanan dan penggemar pedas. Membakarnya pun pakai arang batok kelapa, bukan arang kayu. Katanya, rasanya lebih nyus pakai batok kelapa. palagi kalau dapat pesanan dari luar kota atau hotel dalam ribuan tusuk. Wah, bisa pakai bergiliran pegawai untuk membuatnya," ungkap Nengah Rambeg serius.
Dengan berjualan ribuan tusuk sate lilit ikan dan juga sate tusuknya, baik Wayan Merta maupun Nengah Rambeg sanggup menghidupi keluarga besarnya. Mereka pun mengakui mulai mapan kehidupannya dengan penghasilan kotor sehari lebih dari Rp 3 juta. Kedua penjual spesialis sate lilit di Denpasar ini bersyukur memiliki keahlian turun-temurun berdagang sate. Bahkan, keduanya mengaku kewalahan dengan pesanan, baik dari hotel-hotel berbintang di Pulau Dewata maupun pesanan dari langganan luar kotanya yang dari luar pulau. Keduanya merantau dari Karangasem ke Denpasar karena kabupaten yang 90 persen berupa lahan kering itu masuk daftar kabupaten miskin nasional. Biasanya, terutama kaum ibu, khawatir masakan atau makanan yang menggunakan kelapa dapat cepat basi atau masem kata orang Bali. Tetapi, tak perlu khawatir dengan masakan khas Karangasem ini. Sate lilit buatan pasangan Made dijamin tahan lama dan bisa dibawa ke luar kota.

Mungkin juga karena aroma yang kuat terkadang memang membuat orang ragu menjadikan tentengan ke luar kota. Takut berlendir. "Tidak perlu khawatir karena bumbunya alami. Justru di situ kekuatan sate kami. Sate akan kami bungkus dengan rapi menggunakan dus. Bisa titip di tempat pendingin kalau dibawa dengan pesawat terbang," kata Made Karyani. Sesampai di rumah, sate kembali dipanasi dengan dibakar. Cara lain, sate dapat dibawa mentah atau sudah ditusuk, hanya belum dibakar. Kalau membawa mentah, segera masukkan ke lemari pendingin. Cara ini bisa membuat sate awet sekitar tiga hari. Yang pasti, sate itu dibawa tanpa plecing kangkung dan tipat. Keduanya jelas tidak akan tahan lama.  eistimewaan menu blayag Karangasem menggunakan sayur urapan, plecing kacang panjang yang semua pengolahannya dengan tata cara dan cita rasa Karangasem. Ada sate ayam serapah yang lembut, ditambah bumbu santan kentan yang nikmat. Sensasi rasa sate yang lembut menyatu dengan tipat blayag yang khas. Belum lagi sentuhan daging ayam tumbuk, sambal goreng tempe , telur, sambal mentah khas Karangasem, serta racikan kuah dengan bumbu khas mampu membuat menu blayag menjadi spesial. Menu dan cita rasa spesial ini menjadikan blayag menjadi istimewa di antara menu tradisional dari kabupaten lainnya. Khususnya daging ayam tumbuknya, karena daerah luar hanya menggunakan daging ayam sisit,” katanya.







DAFTAR PUSTAKA

Tagged: ,

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts