Bali
adalah objek wisata yang sangat terkenal di manca Negara, pantai bukan salah
satu cirri khas bali tapi makanan dan minumannya pun meliputi. Di Karagasem
adalah salah satu kabupaten di Bali dan memiliki makanan dan minuman yang hanya
di miliki oleh Kabupaten ini saja, berikut makanan dan minuman tersebut yaitu:
Unik Kota Tuban~ Arak adalah sejenis
minuman (Tradisional) yang mengandung alkohol (etil alkohol) yang telah dikenal
di Indonesia sejak zaman dahulu kala. Arak pada umumnya dibuat dari tuak kelapa
dengan cara destilasi (penyulingan). Arak dapat juga dibuat dari beras atau
beras ketan melalui proses pentapean, selanjutnya diperas. Cairannya
difermentasikan dan terus didestilasi. Dalam beberapa buku sejarah Indonesia
disebutkan, arak bikinan orang Indonesia memang punya cita rasa yang bikin
orang-orang Eropa mabuk kepayang. mabuk
Pada Mei 2008 The New York Times edisi Minggu memuat artikel berjudul
"Out of the Blue: Batavia Arrack Comes Back". Paul Clarke si penulis
menuliskan, Batavia Arrack bikinan awal abad 17 di sebuah pulau di Jawa terbuat
dari air tebu dan fermentasi beras merah. Punya cita rasa berbeda, seperti rum
Haiti dan Scotch.
Minuman tradisional Arak yang popular dan telah menghidupi ribuan
masyarakat ini menurut sebagian orang digolongkan sebagai minuman illegal alias
tidak berizin. Ironisnya, hingga kini banyak minuman beralkohol merk lain
yang merajalela hingga ke pelosok negeri tanpa ada masalah (legal). Baik yang
ber-merk luar negeri, merk lokal maupun yang dikemas dalam oplosan sebagai
minuman energi beralkohol.
Sebagaimana di daerah
lain wilayah Indonesia, di Kabupaten
Tuban pengrajin Arak juga merupakan usaha warisan turun temurun
yang mampu menghidupi masyarakat sebagai mata pencaharian. Seperti dikatakan
Hariyono, pengrajin Arak asal desa TegalAgung kecamatan Semanding Kabupaten Tuban bahwa, potensi
pengrajin arak secara nyata telah menjadi gantungan hidup masyarakat dan
memberi banyak manfaat dan memberdayakan ekonomi rakyat.
Produksi minuman arak khas tradisional
Karangasem termasuk di antara golongan C dengan kadar alkohol 20 - 55 %. Arak
ini pun telah diusahakan oleh 19.000 lebih pengrajin di Sidemen maupun
didesa-desa yang tersebar di 7 kecamatan. Bergairahnya indutri di sektor
minuman tradisional ini karena adanya perhatian dari
banyak pihak utamanya dari Pemkab Karangasem.Bukan hanya arak saja tetapi wine saja
di produksi oleh kabupaten Karangasem Kabupaten
Karangasem akan memproduksi minuman khas yakni "wine" salak untuk
wisatawan asing dan diharapkan menjadi menjadi minuman berkelas di hotel dan
restoran bertaraf internasinal yang bertebaran di daerah pariwisata Bali. Minuman khas yang diproduksi dari
salak Bali tersebut, memiliki pangsa pasar ekspor. Mesin pengolah wine salak
segera akan didatangkan dari Australia dan akan ditambah lagi di tahun anggaran
2010," katanya. Adanya mesin
pengolahan yang jumlahnya memadai, masyarakat yakin akan mampu menyediakan
skala minuman berkelas dengan produksi konstan dan cara itu akan mampu memenuhi
permintaan konsumen, terutama turis asing yang berlibur di Bali. Tidak seperti sekarang, Bali sangat
tergantung pada minuman keras dari impor untuk memenuhi kebutuhan wisatawan
asing. Ketika kiriman minuman dari luar negeri itu berkurang, maka cukup
meresahkan pengusaha hotel dan restoran dalam memenuhi permintaan konsumennya.
Sebagaimana pernah diumumkan,
realisasi impor minuman keras (miras) Bali anjlok Januari-April 2009, pada hal
jenis minuman tersebut diperlukan dalam jumlah banyak untuk konsumsi wisatawan
luar negeri saat berlibur di Bali.
Tidak hanya minuman saja tetapi makanan
juga memiliki khas yaitu Makanan berupa sate tidak selalu daging yang disayat atau
dipotong-potong lalu ditusuk sebelum dibakar. Begitu pula untuk sate lilit yang
merupakan santapan khas Kabupaten Karangasem, Bali. Bahan dasar sate ini adalah
ikan laut berukuran besar, seperti tuna. Daging ikan ini dilembutkan dan diberi
bumbu, santan, serta parutan kelapa. Ketika bumbu sudah menyatu dengan ikan,
sate mulai bisa dibentuk dengan mengepal daging ikan memanjang di tusuk sate.
Sate lilit dibakar dan siap dinikmati bersama sepiring tupat, semangkuk sup
ikan, dan plecing kangkung.
Rasanya sedikit pedas
dan aroma khasnya ketika dibakar dijamin bikin ngiler. Apalagi bagi penikmat
makanan dan penggemar pedas. Membakarnya pun pakai arang batok kelapa, bukan
arang kayu. Katanya, rasanya lebih nyus pakai batok kelapa. palagi kalau dapat
pesanan dari luar kota atau hotel dalam ribuan tusuk. Wah, bisa pakai
bergiliran pegawai untuk membuatnya," ungkap Nengah Rambeg serius.
Dengan berjualan
ribuan tusuk sate lilit ikan dan juga sate tusuknya, baik Wayan Merta maupun
Nengah Rambeg sanggup menghidupi keluarga besarnya. Mereka pun mengakui mulai
mapan kehidupannya dengan penghasilan kotor sehari lebih dari Rp 3 juta. Kedua penjual spesialis sate lilit di Denpasar ini bersyukur
memiliki keahlian turun-temurun berdagang sate. Bahkan, keduanya mengaku
kewalahan dengan pesanan, baik dari hotel-hotel berbintang di Pulau Dewata
maupun pesanan dari langganan luar kotanya yang dari luar pulau. Keduanya merantau dari Karangasem ke Denpasar karena
kabupaten yang 90 persen berupa lahan kering itu masuk daftar kabupaten miskin
nasional. Biasanya, terutama kaum ibu, khawatir masakan
atau makanan yang menggunakan kelapa dapat cepat basi atau masem kata orang
Bali. Tetapi, tak perlu khawatir dengan masakan khas Karangasem ini. Sate lilit
buatan pasangan Made dijamin tahan lama dan bisa dibawa ke luar kota.
Mungkin juga karena
aroma yang kuat terkadang memang membuat orang ragu menjadikan tentengan ke
luar kota. Takut berlendir. "Tidak perlu khawatir karena bumbunya
alami. Justru di situ kekuatan sate kami. Sate akan kami bungkus dengan rapi
menggunakan dus. Bisa titip di tempat pendingin kalau dibawa dengan pesawat
terbang," kata Made Karyani. Sesampai di rumah, sate kembali dipanasi
dengan dibakar. Cara lain, sate dapat dibawa mentah atau sudah
ditusuk, hanya belum dibakar. Kalau membawa mentah, segera masukkan ke lemari
pendingin. Cara ini bisa membuat sate awet sekitar tiga hari. Yang pasti, sate
itu dibawa tanpa plecing kangkung dan tipat. Keduanya jelas tidak akan tahan
lama. eistimewaan menu blayag Karangasem menggunakan
sayur urapan, plecing kacang panjang yang semua pengolahannya dengan tata cara
dan cita rasa Karangasem. Ada sate ayam serapah yang lembut, ditambah bumbu
santan kentan yang nikmat. Sensasi rasa sate yang lembut menyatu dengan tipat
blayag yang khas. Belum lagi sentuhan daging ayam tumbuk, sambal goreng tempe ,
telur, sambal mentah khas Karangasem, serta racikan kuah dengan bumbu khas
mampu membuat menu blayag menjadi spesial. Menu dan cita rasa spesial ini
menjadikan blayag menjadi istimewa di antara menu tradisional dari kabupaten
lainnya. Khususnya daging ayam tumbuknya, karena daerah luar hanya menggunakan
daging ayam sisit,” katanya.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar