A.
Judul
: Tari Belibis
B.
Tema
Tari Margapati : pantonim (pediruan)
C.
Menggambarkan
Tari Belibis :
Pengambaraan Tari Belibis adalah
Menggambarkan
kehidupan sekelompok burung belibis yang dengan riangnya menikmati keindahan
alam. Mereka tiba-tiba dikejutkan oleh munculnya seekor burung belibis
jadi-jadian yang merupakan penjelmaan dari Prabu Angling Dharma setelah terkena
kutukan dari istrinya yang sakti dan ada versi cerita lain yaitu oleh cerita Angling
Dharma yang merupakan seorang Raja. Jadi, karena suatu hal ia harus
meninggalkan kerajaannya dan merantau dari satu daerah ke daerah lain. Dalam
pengembaraannya, Angling Dharma bertemu dengan seorang putri raksasa pemakan
manusia. Raksasa merasa khawatir rahasianya diketahui oleh Angling Dharma,
dikutuklah Angling Dharma menjadi seekor burung Belibis yang hidup di air.
Tarian ditarikan oleh perempuan secara berkelompok (biasanya). Tari
Belibis berdasarkan bentuk penyajiannya dimasukkan ke dalam “tari kelompok”,
karena ditarikan oleh lebih dari tiga orang penari. Tari ini, merupakan tari
yang berfungsi sebagai tari pertunjukan yang sengaja digarap untuk
dipertontonkan kepada masyarakat luas, karena tari ini lebih menitikberatkan
pada segi artistiknya, penggarapan koreografinya yang matang, serta memiliki
tema dan tujuan yang jelas.
Tari Belibis diciptakan pada tahun 1984 oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem
(koreografer) dan iringan tabuhnya diciptakan oleh I Nyoman Windha. Tari kreasi
baru ini, menggambarkan kecantikan dan keindahan sekelompok burung belibis yang
dengan riangnya mereka menikmati keindahan alam sekitarnya. Tema tarian ini
diambil dari cerita Anglingdharma yang mengisahkan disihir/dikutuknya raja
Anglingdharma oleh istrinya yang sakti (dalam cerita Tantri) menjadi seekor
burung belibis.
Setelah raja Anglingdharma menjadi seekor burung belibis, ia kemudian melakukan
pengembaraan untuk dapat bersua dengan sekelompok burung belibis lainnya.
Kemudian ia melihat sekelompok burung belibis yang sedang bercanda dengan riang
lalu timbullah keinginannya untuk dapat bergabung dengan belibis-belibis itu.
Tetapi, pada saat raja Anglingdharma mendekati sekelompok burung belibis
tersebut. Mereka tiba-tiba terkejut karena mendengar (raja Anglingdharma) yang
telah terkutuk menjadi belibis itu berbicara seperti manusia, sehingga mereka
menolaknya untuk dapat bergabung dengan mereka. Sekelompok burung belibis itu
kemudian pergi dan meninggalkan Raja Anglingdharma sendiri.
Untuk versi lengkapnya download DISINI
0 komentar:
Posting Komentar